![]() |
Fungsi Asesmen |
![]() |
Tujuan Asesmen Diagnostik |
A. Asesmen diagnostik non-kognitif
Tujuan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:
- Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa
- Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah
- Mengetahui latar belakang pergaulan siswa
- Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:
Persiapan. Contoh:
- Siapkan alat bantu berupa gambar-gambar yang mewakili
- Buat daftar pertanyaan kunci mengenai aktivitas siswa
Pelaksanaan. Contoh:
- Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah serta menjelaskan aktivitasnya, bisa dengan cara bertutur langsung (bercerita), menuliskannya, atau melalui gambar.
- Pelaksanaan dapat dilakukan dengan strategi tanya-jawab:
- Memastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
- Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan jawabannya
- Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan
Tindak Lanjut. Contoh:
- Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata
- Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa serta orang tua bila diperlukan
- Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal pembelajaran
B. Asesmen diagnostik kognitif
Tujuan asesmen diagnostik kognitif adalah:
- Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
- Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa
- Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah:
Persiapan & Pelaksanaan
- Buat jadwal pelaksanaan asesmen
- Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
- Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:
- 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru
- 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
- 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah (sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang sekarang)
- Berikan asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang belajar di rumah
Tindak Lanjut
1. Lakukan pengolahan hasil asesmen
- Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak paham”
- Hitung rata-rata kelas
- Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP sesuai fasenya
- Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi
- Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan
4. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan strategi yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.
Guru mata pelajaran harus melakukan asesmen diagnostik karena asumsinya belum tentu peserta didik menyukai atau memahami semua mata pelajaran yang diampunya. Peserta didik menyukai satu pelajaran tetapi kurang memahami di pelajaran lainnya, sehingga bisa dilakukan pemetaan dengan kemampuan kompetensinya. Semakin banyak guru mata pelajaran melakukan asesmen diagnostik secara berkala maka akan semakin banyak data dan akan baik dalam memberikan layanan yang terkait dengan karakteristik peserta didik. Biasnya capaian pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karena kondisi ekonomi dan kondisi sosial lingkungan peserta didik. Dengan demikian siapa saja yang perlu dibantu atas ketertinggalan capaian pembelajaran dan instrumen apa saja yang mesti disiapkan untuk menanganinya.
Dalam hal ini, Sekolah perlu membentuk tim penyusun asesmen diagnostik sekolah yang melibatkan pemangku kebijakan/stakeholder, kepala sekolah, guru-guru, dan orang tua.
Dengan asessmen diagnostik kemampuan atau karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi metodologi dan model pembelajaran terbaik apa yang bisa diterapkan dan sesuaikan dengan capaian pembelajaran peserta didik yang terbarukan atau kekinian, bukan lagi teoritis semata tetapi juga kepada skill dan sikap. Dengan hal ini asesmen diagnostik bisa diterapkan dengan mengutamakan keberagaman siswa sebagaimana hakikat pendidikan sepanjang hayat. Guru sebagai fasilitator pembelajaran akan tahu hasil asesmen diagnostik maka apapun model pembelajaran akan sangat mudah diterapkan terhadap kaberagaman karakteristik peserta didik. Baik itu tutor sebaya, peer teaching dan lainnya.
Mengenai metode atau model pembelajaran sebenarnya tidak ada satu pun yang baku atau paling cocok dan bahkan yang terbaik. Tetapi yang ada adalah bagaimana guru bisa mengemas menggunakan berbagai model atau metode yang bervariasi, mampu menggali kreativitas, inovasi, eksplorasi, improvisasi dan komunikasi yang harmonis dengan peserta didik. Apabila kita sudah mengenal karakteristik siswa yang beragam harus memperhatikan mayoritas terlebih dahulu dari hasil asesmen diagnostik dari tipe kecenderungan anak belajar seperti apa, sehingga bisa mentukan keinginan anak seperti apa dan bagaimana guru bisa menggunakan model atau metode yang bervariasi.
Dengan menggunakan asesmen diagnostik diharapkan dapat digunakan untuk memetakan kemampuan siswa secara cepat. Salah satunya adalah mengetahui karakteristik dari aspek pemahaman terhadap materi. Mana siswa yang sudah paham, mana siswa yang sudah cukup paham dan mana yang belum paham mengenai capaian materi. Dari karakteristik yang sudah diketahui melalui asesmen, maka guru akan bisa menentukan dan memilih metode atau model pembelajaran yang tepat, guru juga dapat memilih alat, bahan atau media yang akan digunakan secara tepat, guru juga dapat menyesuaikan materi dengan kemampuan rata-rata siswanya.
Demikian pembembahasan terkait asesmen diagnostik, semoga dapat bermanfaat.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Sumber :
https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/asesmen/jenis/diagnostik/
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pentingnya-guru-melakukan-asesmen-diagnostik#:~:text=Asesmen%20Diagnostik%20merupakan%20penilaian%2Fasesmen,kondisi%20peserta%20didik%20yang%20beragam.